Pada suatu hari di sebuah desa kecil yang bernama Harmoni, tinggallah 3 sahabat bernama Rina, Kadek, dan Damar. Mereka bertiga sangat dekat walaupun ketiganya adalah anak yang berbeda. Ada Rina, anak yang dari suku Jawa yang ceria dan suka menggambar. Ada Kadek yang dari suku Bali, hobinya menari Pendet yang khas dari Pulau Bali. Kemudian, juga ada Damar yang dari suku Batak, yang dijuluki anak petualang.
Saat sore hari, mereka bertiga bermain di tepi sungai.
Mereka bertiga melakukan aktivitas yang biasanya mereka lakukan, seperti Rina
yang sedang menggambar pemandangan gunung. Dan juga ada Kadek yang menari–nari di tepi sungai dengan tarian favoritnya, yaitu Tari Pendet, serta Damar yang berpetualang entah ke mana.
Tiba–tiba mereka melihat ada salah satu teman mereka
yang bertengkar akibat perbedaan suku, budaya, adat istiadat, dan bahasa. Kadek
sedih melihat adanya pertengkaran yang terjadi. Semua menjadi ricuh dan saling
mengolok–olok satu sama lain.
Mereka mencoba
melerai satu sama lain, tetapi tetap tidak memperhatikan mereka bertiga.
“Aduh gimana nih? Keadaan semakin ricuh!” ucap Kadek khawatir.
“Bagaimana jika kita membuat atraksi?” ucap Rina.
“Mmmm... bagaimana?” ucap Damar penasaran dengan rencana Rina.
“Sini, sini, mendekat!” kata rina sambil memulai berdiskusi.
Setelah berdiskusi, akhirnya mereka memulai rencananya.
Rani menyalakan musik “Indonesia Raya” dan mereka bertiga mengumpulkan beberapa teman yang lain.
Lalu, semua mata tersorot oleh aksi mereka. Kadek mengajarkan cara menari Pendet, Rina mengajarkan cara membuat makanan khas Jawa, dan Damar membacakan cerita tentang pentingnya toleransi. Kemudian anak–anak pun bermain dan mengerti bahwa seharusnya semua manusia mempunyai sikap menghargai dan mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika.
0 Komentar