Selamat datang para Bintang di Kampus Peradaban MIS ISLAM TERPADU AL USWAH PASIRIAN, Mewujudkan generasi Qur'ani, Berprestasi, dan Mandiri

Karya Siswa: Cerpen "Hutan Suci"

Karya: Nazila Shafa Azzahra/Shafa
(Kelas 5C)

Pada suatu hari, hiduplah seorang anak kembar yang bernama Keano dan Kayla. Mereka juga memiliki ibu yang sangat baik hingga ibu mereka dikenal sebagai "Ibu Paling Baik dan Ramah" kepada anak anak, dan ayah mereka juga baik. Itu membuat keluarga mereka sangat cemara. 

Namun, semua itu berubah setelah ada anak kecil bernama Monica yang diadopsi oleh ayah mereka. Ibu yang biasa membuat pie untuk cemilan di siang hari untuk Keano dan Kayla, kini hanya membuat pie apel kesukaan Monica persis seperti di panti, dan ayah yang selalu mentraktir es krim vanilla Pak Bendot, kini hanya membelikan Monica.

Pak Bendot : “Kenapa hanya beli satu? Biasanya dua nih.” 

Ayah : “Bukan urusan Bapak." (menjawab dengan nada kebingungan)

Sementara Kayla dan Keano ada di bawah pohon, duduk.

Pak Bendot : “Eh, Kay ama Ano. Sini Bapak kasih es krim!"

Kayla dan Keano : “Wah, Pak Bendot. Kita mau!”

Dengan penuh semangat, Kayla dan Keano menghampiri truk es krim Pak Bendot. 

Ternyata, di balik tirai kamar Monica sudah ada niat jahat sejak diadopsi oleh ayah.

Monica : “Hah! Kenapa sih mereka dapat es krim? Mana di situ ada es krim apel, lagi. Duh, aku bilang Ibu deh biar mereka dikurung di ruang hutan yang busuk itu!”

Monica menghampiri ibu dan memasang wajah sok sedih di depan ibunya sambil memegangi pipinya.

Monica : “Huhuhu, Ibu aku baru saja ditampar dan dipukul oleh Kakak Kayla sama Kakak Keano!"

Ibu : “Udah, kamu jangan nangis lagi, Sayang. Biar Ibu kurung mereka di hutan yang Ibu juga enggak tau itu aman atau enggak. Yang penting kamu puas.”

Monica : “Iya, Bu. Kalo bisa, biarin aja mereka tinggal di situ atau tinggal sama Pak Bendot itu, haha!”

Ibu : “Iya, Nak. Pokoknya kamu di sini aja ya, Sayang. Biar Ibu coreng nama dia dari anggota keluarga harmoni ini.”

Monica : “Hahahaha ..., mampus kau Kayla Keano! Sekarang aku anak satu-satunya yang Ibu dan Ayah sayang, deh.”

***

Ibu : “Kayla, Keano. Sini sebentar!”

Kayla dan Keano : “Ada apa, Bu?" 

Ibu : “Sini, ikut Ibu!”

Kemudian ibu mengajak Kayla dan Keano pergi ke tengah hutan.

Ibu : “Kalian di sini saja!” 

Kayla : “Kak, ini di mana?”

Keano : “Hhutan Suci! Dulu ayah bercerita kepadaku jika Kakek ada di sekitar sini.” 

Kayla : "Kakak tau Kakek di mana?"

Di balik semak-semak, ternyata ada empat anak kecil yang mengintip.

Wussshhh brukkk ....

Ternyata, salah satu anak yang mengintip tadi berlari dan terjatuh. Itu membuat Keano dan Kayla penasaran dan melihat ke balik semak-semak itu. Dan yang bikin gang ging gong-nya adalah di belakang anak tersebut, ada Pak Tua yang ternyata adalah kakek mereka.

Saat Kayla berkata, “Kakek?” keempat anak itu terdiam dan berkata, “Dewa, ia siapa? Kok berani sekali memanggilmu 'Kakek'?” 

Kakek pun berkata, “Nathalie Alesana Kayla dan Nathani Alvina Keano, bukan?”

Keano : "Siapa kok tau nama lengkap saya dan adik saya? 

Saat Keano hendak melempar kerikil karena ketakutan, tiba-tiba empat anak tadi yang awalnya duduk, berubah menjadi mengawal Pak Tua tersebut.

Kakek : “Sudah, tidak apa-apa. Hanya kerikil, Xinyi, Yan Go, Pola, Mola.” 

Xinyi, Yan Go, Pola, Mola : “Baik, Dewa.”

Kayla dan Keano : “DEWA???”

Kakek : “Sudah, tidak usah panggil 'Dewa', saya tidak suka! Saya kakekmu.”

Kayla : ”Kakek, Ibu sepertinya membuang kami. Bisakah kami tinggal bersama Kakek?” 

Xinyi : “Mari saya antar ke Kuil Suci, Nona dan Tuan.”

Keano : “Oh ..., ini pelayan Kakek?”

Yan Go : “Aish, kita ini murid dewa, bukan pelayan!” 

Keano : “Ya elah, bilang atuh dari tadi!”

***

Saat di depan Kuil Suci, Keano dan Kayla berkata, “Enggak heran kalau Kakek betah di Hutan Suci ini.” 

Mola : ”Kay sama Ano, ayo aku ajak keliling.”

Kayla dan Keano : “Eh, iya iya. Ayo, aku juga ingin meminta ajari Kakek beberapa teknik bela diri.”

Pola : "Lah, kamu enggak bisa teknik bela diri sejak kecil?”

Yan Go : “Mereka anak kota, Polang!”

Pola dipanggil "Polang" karna dahulu ia suka makan kacang polong. 

Pola : “Ngejek aku 'Polang' sama dengan harus kasih aku kacang polong!” 

Xinyi : “Dihh, enggak mabok kacang polong kau?”

Pola : ”Bukan Pola kalau enggak makan kacang polong!”

Yan Go : "Besok sajalah kacang polongnya tinggal ambil di rumahku. Oh, ya kita belum kenalin diri kita ke Kayla sama Keano Keano itu.”

Pola : ”Bukannya sudah dikenalin sama dewa?” 

Yan Go : "Oh, iya ...”

***

20 tahun berlalu ... 

Kini, kakek meninggal. Lalu keeempat anak muridnya dan Kayla Keano sekarang sudah bisa teknik bela diri rahasia marga Lie.


Bersambung


0 Komentar